Oct 16, 2010

Menjaga lidah dari berbicara kecuali dalam hal yang baik

Dinukil dari sebahagian ulama: jikalau seandainya anda yang membelikan kertas untuk malaikat yang mencatat amalan, sesungguhnya anda akan memilih lebih banyak diam dari pada banyak bicara”.
Imam Abu Hatim bin Hibbaan Al Busty berkata dalam kitabnya “Raudhatul ‘uqalaa’” halaman (45): “Suatu hal yang wajib dilakukan oleh orang yang memiliki akal sihat bahawa ia selalu diam sampai datang waktunya untuk berbicara, betapa banyaknya orang yang menyesal setelah ia berbicara, dan sedikit orang yang menyesal apabila ia diam, orang yang paling panjang penderitaanya dan paling besar cubaanya adalah orang yang memiliki lidah yang lancang dan hati yang tertutup”.
Dan ia (Ibnu Hibbaan) berkata lagi dalam kitabnya tersebut, halaman (47): “Suatu hal yang wajib dilakukan oleh orang yang memiliki akal sihat bahawa dia lebih banyak mempergunakan telinganya dari pada mulutnya, untuk dia ketahui kenapa dijadikan untuknya dua buah telinga satu buah mulut?, supaya dia lebih banyak mendengar dari pada berbicara, kerana apabila berbicara dia akan menyesalinya, tapi bila dia diam dia tidak akan menyesal, sebab menarik balik apa yang belum diucapkannya lebih mudah dari pada menarik balik perkataan yang telah diucapkannya, perkataan yang telah diucapkannya akan mengikutinya selalu, sedangkan perkataan yang belum diucapkannya dia mampu mengendalikannya”.
Imam Ibnu Hibbaan berkata lagi masih dalam kitabnya tersebut, halaman (49): “Orang yang berakal sihat lidahnya di belakang hatinya, apabila dia ingin berbicara, dia kembalikan kepada hatinya, jika hal itu baik untuknya baru dia bicara, jikalau tidak maka dia tidak bicara, orang yang dungu (tolol) hatinya di penghujung lidahnya, apa saja yang lewat di atas lidahnya dia ucapkan, tidaklah faham tentang agama orang yang tidak dapat menjaga lidahnya”.
Imam Al Bukhary meriwayatkan dalam shohihnya, hadits no (6477) dan Imam Muslim, hadits no (2988), menurut lafaz muslim, dari Abi Hurairah r.a bahawa Rasulullah S.a.w bersabda:
((إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَّلَمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنَ مَا فِيْهَا، يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ)).
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat tanpa memikirkan apa yang terkandung dalamnya, sehingga dengan sebab kalimat tersebut ia dicampakkan ke dalam neraka yang jaraknya lebih jauh antara timur dan barat”.
Dalam potongan terakhir dari wasiat nabi terhadap Mu’az bin Jabal yang disebutkan oleh Imam At Tirmizi dalam sunannya, hadist no (2616) ia katakan :”ini hadist hasan dan shohih”. Bahawa Rasulullah S.a.w bersabda:
((وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ)).
“Tiadalah yang membantingkan manusia ke dalam neraka di atas muka atau hidung mereka melainkan akibat perbuatan lidah mereka”.
Hadist ini sebagai jawapan terhadap pertanyaan Mu’az kepada Nabi S.a.w: “Wahai Nabi Allah apa kita akan di’azab dengan sebab apa yang kita ucapkan?”.
Al Hafiz Ibnu Rajab mensyarahkan hadits tersebut dalam kitabnya “Jami’ul ‘Ulum wal Hikam” (2/147): “Yang dimaksud dengan “perbuatan lidah” adalah balasan dan hukuman terhadap pembicaraan yang diharamkan; kerana manusia bagaikan menabur benih kebaikan dan keburukan dengan perkataan dan perbuatannya, kemudian pada hari kiamat akan ditunjukkan apa yang ditaburnya, barangsiapa yang menabur kebaikan baik berupa perkataan ataupun perbuatan ia akan menuai kemuliaan, sebaliknya barangsiapa yang menabur keburukan baik berupa perkataan atau pun perbuatan ia akan menuai penyesalan”.
Ia (ibnu Rajab) berkata lagi dalam bukunya tersebut (2/146): “Ini menunjukkan bahawa menjaga lidah dan mengontrolnya serta menahannya adalah sumber kebaikan seluruhnya, sesungguhnya barangsiapa yang mampu menguasai lidahnya, sungguh ia telah menguasai dan mengontrol serta bijaksana dalam urusannya”.
Kemudian Ibnu Rajab menukil sebuah perkataan dari Yunus bin ‘Ubaid, sesungguhnya ia berkata: “Tidak seorang pun yang aku lihat yang lidahnya selalu dalam ingatannya, melainkan hal tersebut berpengaruh baik terhadap seluruh aktivitinya”.
Diriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsrir, bahawa ia berkata: “tidak aku temui seorang pun yang ucapannya baik melainkan hal tersebut terbukti dalam segala aktivitinya, dan tidak seorang pun yang ucapannya buruk melainkan terbukti pula hal tersebut dalam segala aktivitinya”.
Imam Muslim meriwayatkan dalam shohihnya, hadits no (2581) dari Abu Hurairah bahawa nabi S.a.w bersabda:
((أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟، قَالُوْا: الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ، فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مَنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَّ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يَقْضِى مَا عَلَيْهِ أَخَذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ)).
“Apakah kalian tahu Siapakah orang yang muflis (bankrup)?, para sahabat menjawab: orang yang muflis adalah orang yang tidak punya wang (dirham) dan tidak pula harta benda, lalu beliau bersabda: orang yang muflis dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan amalan sholat, puasa dan zakat, namun ia datang dalam keadaan telah mencaci orang lain, menuduhnya, memakan hartanya dan menumpahkan darah serta memukulnya, maka amalan baiknya diberikan kepada masing-masing orang tersebut, maka apabila kebaikannya habis sebelum melunasi hutang-hutangnya, maka diambil dari dosa masing-masing orang tersebut lalu diletak di atasnya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka”.
Imam Muslim meriwayatkan lagi dalam shohihnya, hadits (2564) dari Abu Hurairah dalam sebuah hadits yang cukup panjang, yang pada akhir hadits tersebut diungkapkan:
((بِحَسْبِ امْرِءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمُ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ ؛ دَمُّهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ)).
“Cukuplah untuk seseorang sebuah kejahatan bahawa ia menghina saudaranya sesama muslim, segala sesuatu antara muslim terhadap muslim lainnya haram; darahnya, hartanya dan kehormatannya”.
Imam bukhari meriwayatkan dalam shohihnya, hadits no (1739) dan Imam Muslim, yang ini menurut lafaz Bukhari, dari Ibnu Abbas r.a bahawa Rasulullah S.a.w berkhutbah pada hari nahar (idul adha), beliau bertanya kepada manusia yang hadir waktu itu : Hari apakah ini?, mereka menjawab: hari yang suci, beliau bertanya lagi: negeri apakah ini?, tanah suci, beliau bertanya lagi: bulan apakah in?, bulan yang suci, selanjutnya beliau bersabda:
((فإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فَأَعَادَهَا مِرَاراً، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ؟ اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ؟، قَالَ ابْنُ عَبَاسٍ رضي الله عنهما فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا لَوَصِيَّتُهُ إِلَى أُمَّتِهِ فَلْيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ لاَ تَرْجِعُوْا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ)).
“Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan sesama kalian diharamkan di atas kalian (untuk merosaknya) sebagaimana kesucian hari ini pada bulan yang suci ini di negeri yang suci ini, beliau mengulangi ucapan tersebut beberapa kali, lalu berkata: Ya Allah apa aku telah menyampaikan (perintahMu)?, Ya Allah apa aku telah menyampaikan (perintahMu)?.
Berkata Ibnu Abbas r.a : Demi Allah yang jiwaku berada ditanganNya, sesungguhnya ini adalah wasiatnya untuk umatnya, maka hendaklah yang hadir memberitahu yang tidak hadir, “janganlah kalian kembali sesudahku kepada kekafiran, yang mana sebahagian kalian memenggal leher yang lainnya”.
Imam Muslim meriwayatkan dalam shohihnya, hadits no (2674) dari Abu Hurairah r.a bahawa Rasulullah S.a.w bersabda:
((مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلَ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلَ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا)).
“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, ia akan mendapat pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka, barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, ia akan menanggung dosa sebanyak dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa mereka”.
Berkata Al Hafiz Ibnu Munzir dalam kitabnya “Attarghib wa Attarhiib” (1/65) dalam mengomentari hadits:
((إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ إِحْدَى ثَلاَثَ ....)).
“Apabila anak adam meninggal maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga hal ….”
Ia (Ibnu Munzir) berkata : “Orang yang mencatat ilmu yang berguna baginya pahala dan pahala orang yang membacanya atau orang menyalinnya atau beramal dengannya sesudahnya selama tulisan tersebut dan beramal dengannya masih tetap ada, sebaliknya orang yang menulis hal yang tidak bermanfa’at adalah diantara sesuatu yang mewajibkan dosa, baginya dosanya dan dosa orang yang membacanya atau menyalinnya atau beramal dengannya sesudahnya selama tulisan tersebut dan beramal dengannya masih tetap ada, sebagaimana yang diterangkan dalam hadits-hdits yang telah berlalu diantaranya hadits:
((مَنْ سَنَّ سُنَةً حَسَنَةً أَوْ سَيِّئَةً )).
“Barangsiapa yang membuat sunnah yang baik atau yang buruk”, hanya Allah yang Maha Tahu”.
Imam Bukhari meriwayatkan dalam shohihnya, hadits no (6502) dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah S.a.w bersabda:
((إِنَّ اللهَ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِياًّ فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ)) الحديث.
“Sesungguhnya Allah berkata: Barangsiapa yang memusuhi para wali ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan peperangan terhadapnya”.

Oct 13, 2010

Kerja keras pastikan Galas menang - Nizar

PDF Cetak Emel
Ditulis oleh buletinonline   
MONDAY, 11 OCTOBER 2010 09:58

KUALA TERENGGANU – Pakatan Rakyat (PR) akan bekerja keras dalam memastikan kemenangan calon pada pilihan raya kecil kawasan Dewan Undangan Negeri (DUN) Galas pada 4 November nanti.

Ahli Jawatankuasa Pas Pusat, Datuk Seri Ir Mohammad Nizar Jamaluddin berkata, kemenangan akan dipastikan milik calon yang dipilih PR kerana di kawasan itu terdapat lebih 20 peratus pengundi Cina selain 11 peratus Orang Asli.

“Hasrat ini dijangka tercapai kerana kita tidak gentar dengan calon yang bakal diletakkan Barisan Nasional (BN) untuk bertanding di Galas nanti.

“Saya menyatakan sedemikian kerana kemenangan di Sibu semasa Pilihan Raya Kecil (PRK) 16 Mei lalu memang di luar jangkaan dan menunjukkan penduduk di situ sudah muak dengan politik BN," katanya.

Sehubungan itu katanya, tidak mustahil penduduk di kawasan Galas boleh terus mengekalkan kerusi milik Pas daripada jatuh ke tangan BN walaupun pelbagai agenda politik bakal dimainkan sepanjang kempen pilihan raya akan datang.

Beliau berkata demikian pada majlis makan malam dan sesi dialog sempena dana pilihan raya di Hotel Permai, Kuala Terengganu.

Sementara itu, Nizar berkata, desas-desus menyatakan Tengku Razaleigh Hamzah bakal menjadi calon di Galas hanya tawaran daripada pucuk pimpinan UMNO, namun belum ada kata putus.

“Kemungkinan beliau (Ku Li) akan menolak tawaran itu dan perkara ini telah pun dinyatakan dalam Parlimen oleh beliau sendiri.

“Sekarang, PR menunggu siapa calon yang bakal diletakkan oleh BN di sana dan kita yakin tidak memberi masalah kepada jentera PR untuk meyakinkan penduduk di kawasan itu," katanya.

Apa yang penting katanya, setiap calon yang dipilih PR akan disokong dan cuba membantu sedaya upaya agar kemenangan terus berpihak kepada calon mereka.

“Hasrat ini penting bagi membuktikan kepada rakyat bahawa PR bukanlah satu parti yang mensia-siakan rakyat, tetapi sebuah parti yang memperjuangkan hak semua kaum di Malaysia,” katanya - SinarHarian

Oct 10, 2010

PRK DUN GALAS - JIKA SAYANGKAN KU LI, UNDILAH PAS

Oleh: WFAUZDIN NS

AKHIRNYA Ku Li menerima tawaran pimpinan Umno untuk menjadi Pengarah Pilihanraya Kecil Dun Galas. Meskipun PAS seboleh-bolehnya tidak mahu berhadapan dengan Ku Li bukan kerana takut, tetapi ingin menjaga hati Ku Li yang tidak kurang jasanya kepada Kerajaan Negeri Kelantan khususnya di dalam isu royalti minyak. Tetapi, takdir telah menentukan bahawa PAS tetap akan berdepan dengan Umno yang akan diterajui oleh Ku Li di Dun Galas.

Di dalam situasi begini, PAS mungkin berada di dalam dilema kerana PAS amat menyanjungi Ku Li biarpun berada di dalam parti yang berlainan. PAS juga mungkin faham, Ku Li juga turut berada di dalam keadaan dilema kerana pimpinan parti telah menyerahkan amanah dan tanggungjawab itu kepada beliau. Akhirnya, prinsip serta dasar perjuangan akan menjadi faktor utama mengapa PAS mesti melawan Umno habis-habisan kerana PAS tidak mungkin akan `membantu' Ku Li dan membiarkan keseluruhan rakyat Kelantan teraniaya.

Demi tanggungjawab kepada rakyat, PAS mesti terus mara ke medan perjuangan. Kita sedar bahawa Umno punyai `niat tertentu' mengapa parti tersebut meletakkan Ku Li sebagai Pengarah Pilihanraya Kecil Dun Galas. Bukankah sebelum ini amanah tersebut kebiasaannya dipikul oleh Timbalan Presiden Umno (TPM) malahan juga Presiden Umno (PM) sendiri? Sudah tentu ada yang mahu dilihat oleh Najib dan Muhyiddin apa yang bakal terjadi kepada Ku Li nanti. Hakikatnya, Najib dan Muhyiddin tidak lagi mahu dimalukan seperti sebelum ini. Mungkin kali ini giliran Ku Li pula?

Umno kini sudah bersedia dengan alasannya tidak kira Umno menang atau kalah. Jika Umno menang (Na'uzubillah), maka Umno akan berkata, lihatlah, rakyat kini mula menerima Umno dan menolak PAS/PR. Tetapi sebaliknya, jika Umno tersungkur dan dikapankan lagi maka pemimpin Umno akan menuding jari kepada Ku Li dan menyebut betapa Ku Li tidak layak memimpin Umno sedangkan di Gua Musang sebagai kawasannya pun Ku Li boleh tewas. Maka, seandainya Ku Li mencuba nasib bertanding sekali lagi sebagai Presiden Umno di masa akan datang akan dinilai oleh ahli-ahli Umno sebagai pemimpin yang gagal.

Najib, terutama sekali Muhyiddin sudah tentu tidak mahu melihat Ku Li `come back' ke dalam hiraki kepimpinan Umno. Salah satu kaedah yang `paling lembut' untuk melihat Ku Li di`kubur'kan di arena politik Umno adalah dengan `membunuh' kerjayanya di Dun Galas, kemudiannya diluaskan pula di Parlimen Gua Musang. Mungkin Ku Li sudah tahu mainan politik ini, dan tidak mustahil Ku Li juga ada `strategi' tersendiri untuk bermain dengan mereka ini.

Apa yang dikhuatirkan, sekiranya Umno tewas lagi kali ini, akan timbul pula tuduhan Ku Li menjadi punca dan `mensabotaj' parti sendiri. Sebab itulah PAS seboleh-bolehnya tidak mahu Ku Li menjadi Pengarah Pilihanraya Kecil di Dun Galas, lebih-lebih lagi sebagai calon Umno. PAS tidak sanggup melihat Ku Li terus di `gurkha'kan oleh Umno./wfauzdin.blogspot.com